SDN Palmerah 21 Jakarta barat, Jl. Palmerah Barat VI Rt 009/015, Palmerah, Jakarta Barat
admin does not exist on this blog......admin does not exist on this blog......admin does not exist on this blog .

Minggu, 13 Maret 2011

Wisata Murah Meriah di Cibubur

Wisata Murah Meriah di Cibubur

Sejatinya, Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur dirancang bukan hanya untuk kegiatan perkemahan pramuka. Menurut Kepala Buperta, Yusuf Taoziri, kawasan ini dirancang sebagai kawasan wisata pendidikan yang juga terbuka untuk umum.
Namun tentunya, bentuk sarana hiburan yang ada harus disesuaikan dengan misi awal sebagai kawasan wisata pendidikan. "Jangan heran jika di tempat ini tidak akan dijumpai sarana yang bisa mendorong berkembangnya kegiatan berbau maksiat," ujarnya.

Dan justru di situlah kelebihan kawasan Buperta dibandingkan kawasan wisata lainnya. Pendekatan natural yang dikembangkannya menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi warga Metropolitan yang ingin melepaskan kepengapan sehari-hari mereka.

Suasana segar yang bisa didapatkan di tempat ini dibutuhkan pengunjung untuk mendapatkan suasan rileks. Sebagai tempat wisata bergaya natural, kawasan seluas 210 hektare itu pun dilengkapi berbagai macam sarana wisata, baik darat maupun air, olahraga, hingga kegiatan alam bebas seperti perkemahan.

Kawasan ini pun ditumbuhi pepohonan yang rindang untuk membetot minat warga Metropolitan berekreasi keluarga di sini. "Masih banyak pohon yang sengaja dipertahankan membuat Buperta sering dijadikan lokasi syuting film-film laga ataupun film-film petualangan," ujar Yusuf.

Lokasi kawasan wisata yang menjadi milik Kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu tergolong sangat strategis. Kawasan ini terletak di tepi jalan bebas hambatan (tol) Jagorawi, dekat dengan pusat Kota Jakarta dan kota-kota lainnya di Jawa Barat.

Bagi gerakan pramuka, Buperta Cibubur masih menjadi tempat favorit untuk melakukan kegiatan mereka, terutama perkemahan Sabtu Minggu. Dalam seminggu, jumlah pengunjung yang berkemah di sini bisa mencapai 5.000 hingga 8.000 orang.

Kapasitas area perkemahan seluas 80 hektare di Buperta, menurut Yusuf, sebetulnya bisa menampung hingga 30.000 orang. Namun karena fasilitas tenda yang dimiliki Buperta masih sangat terbatas, jumlah pengunjung pun masih sangat terbatas.

Dipilihnya Buperta Cibubur sebagai kawasan perkemahan oleh banyak siswa di Jabodetabek, selain karena lokasinya yang gampang dijangkau, karena tarif masuknya yang murah. Untuk anggota pramuka hanya dikenakan biaya masuk Rp 1.750 per orang, sedangkan untuk nonpramuka dipungut biaya Rp 2.500 per orang.

Jika peserta ingin menyewa tenda, Buperta pun menyediakan tenda untuk disewa. Biaya sewanya pun cukup murah, hanya Rp 40.000 untuk satu tenda berkapasitas 4-5 orang.

Selain menyediakan tempat untuk berkemah, Buperta menyediakan beberapa sarana olahraga air, seperti sepeda air ataupun ski air. Bagi yang hobi dengan wisata atau olah raga air ataupun kegiatan outbound di air, bisa memanfaatkan Danau Situbaru dengan luas permukaan 8 ha.


Pemasukan bagi Kwarnas

Buperta saat ini merupakan salah satu sumber pemasukan bagi gerakan Kwarnas Pramuka. Setiap tahunnya, ditaksir Kwarnas menerima setoran sekitar Rp 300 juta dari pengelola Buperta.

"Tahun ini kami menargetkan setoran minimal Rp 400 juta untuk Kwarnas," ujar Yusuf.

Pemasukan dari pengunjung sendiri lumayan besar, yaitu sekitar Rp 8 miliar per tahun. "Namun pemasukan tersebut sebagian besar tersedot untuk biaya operasional dan pemelihaaran yang nilainya lebih dari Rp 7 miliar per tahun," ujar Yusuf.

Sebagai gambaran, untuk gaji pegawai saja setiap bulannya mencapai sekitar Rp 200 juta. Sedangkan untuk biaya listrik dan telepon setiap bulan biayanya di atas Rp 60 juta. Biaya sangat besar juga harus dikeluarkan untuk pemeliharaan berbagai sarana yang ada.

Oleh karena itu, Yusuf berharap masyarakat bisa memanfaatkan sarana lain di luar perkemahan. Sarana lain yang sebetulnya bisa dijadikan andalan untuk menambang rupiah adalah sarana gedung pertemuan dan penginapannya.

Menurut Yusuf, sarana penginapan yang dimiliki bisa untuk menampung peserta lebih dari 500 orang. "Pernah suatu kali PT Telkom mengadakan pelatihan bagi karyawannya di sini secara kontinu berbagai angkatan, sehingga lamanya mencapai empat tahun berturut-turut," ujar Yusuf.

Namun sayangnya, Buperta tidak didukung oleh strategi pemasaran yang profesional. Yusuf pun secara terus terang mengakui kekurangan tersebut. "Data yang terbatas membuat kami tidak maksimal dalam memasarkan Buperta," akunya.

Sebetulnya, Yusuf bisa memanfaatkan jaringan yang dimiliki gerakan pramuka untuk ikut memasarkan Buperta. Jumlah yang mencapai jutaan dan tersebar di berbagai provinsi bahkan hingga mancanegara mestinya bisa dimobilisasi untuk memopularkan kawasan wisata pendidikan itu.

Agaknya, ketiadaan dukungan data yang sahih menjadi kendala tersendiri untuk melangkah ke arah sana. Sayang memang.